TKI tak Dibiarkan Pulang tanpa 'Modal'

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura tak membiarkan tenaga kerja Indonesia (TKI) kembali ke kampung halaman tanpa tambahan keahlian. Dubes Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya mengatakan TKI dibebaskan memilih keterampilan apa yang ingin didalami.

Setiap akhir pekan, KBRI menggelar berbagai pelatihan. Ini dianggap penting agar TKI bisa memanfaatkan waktu luang dengan menambah ilmu.


"Ada pelatihan barista (membuat dan menyajikan kopi), kita ajarkan. Ini dasarnya apa? Kita bikin survei, (mereka) mau pelatihan apa," ucap Dubes Ngurah ketika ditemui Medcom.id di KBRI Singapura, Rabu, 18 April 2018.

TKI juga diajarkan Bahasa Mandarin, kecantikan, tata rambut, dan berbagai pelatihan lain. Mereka yang sudah mengikuti pelatihan bakal diberikan sertifikat. Ini bisa menjadi modal bagi mereka ketika sudah tak lagi berprofesi sebagai pekerja migran.
 
KBRI kemudian bekerja sama dengan BNI dan berbagai pihak. Setidaknya, TKI sudah memilki akun bank. Akun itu diperlukan bila nanti mereka ingin membuka usaha sendiri.

"Dia pulang, dia punya sertifikat, dia bisa minta kredit usaha rakyat (KUR)," terang Ngurah.

Ngurah menyebut sudah sangat banyak TKI yang mengikuti pelatihan. Rata-rata mereka mendaftar setelah mendapat informasi dari rekan-rekannya sesama pekerja migran.

Seorang TKI yang kini melanjutkan S2 di Universitas Terbuka Pokjar Singapura, Sandria, mengamini. Sandria mengaku merasakan manfaat pelatihan. Ia bahkan sempat menjadi admin di sekolah Indonesia Singapura. Saat itu, ia bertugas di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kerja (P3K) milik KBRI Singapura.

"P3K itu untuk yang ambil kursus menjahit, komputer, bartender, caregiver, dan lain-lain," ucap Sandria kepada Medcom.id.

Berbagai pelatihan yang diberikan KBRI Singapura diharapkan bisa menjadi modal besar bagi TKI yang ingin kembali ke Indonesia dan mencoba membuka peluang kerja baru.